
Maskapai Garuda Indonesia dalam melayani keberangkatan jemaah haji 2024 menuai kekecewaan dari masyarakat hingga dua kementerian. Pertama, mesin pesawat GA 1105 rute Makassar – Madinah yang berada di sayap terbakar pada Rabu (15/5/2024). Kondisi tersebut, membuat pesawat yang sudah mengudara terpaksa kembali ke bandara awal atau Return to Base (RTB) ke Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, GA 1105 rute Makassar – Madinah merupakan Kloter 5 asal embarkasi Makassar, melakukan prosedur Return to Base (RTB) sebagai langkah cepat guna memitigasi risiko pada aspek safety dan keamanan operasional pada penerbangan tersebut. "Keputusan RTB tersebut diambil oleh Pilot in Command (PIC) segera setelah pesawat lepas landas dengan mempertimbangkan kondisi kendala engine pesawat yang memerlukan pemeriksaaan lebih lanjut, setelah diketahui adanya percikan api pada salah satu engine," ujar Irfan yang kembali dikutip pada Senin (27/5/2024). Atas kondisi itu, menurut Irfan, engine pesawat diharuskan menjalani prosedur pengecekan secara menyeluruh sebagai bagian dari upaya memastikan kesiapan armada untuk dapat kembali beroperasi.
"Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan tersebut telah mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada pukul 17.15 LT, dan hingga pernyataan ini disampaikan, seluruh penumpang tengah diarahkan kembali menuju asrama untuk menunggu kesiapan pesawat pengganti," kata Irfan. Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Timor Leste, Penentu Skuad Garuda Lolos Semifinal Piala AFF U19 Bangkapos.com Seluruh penumpang pesawat tiba di bandara dalam keadaan selamat dan baik, dan akan kembali diberangkatkan secepatnya mengacu pada kesiapan pesawat pengganti.
Persoalan kedua, baru baru ini Garuda Indonesia kembali menjadi penghambat alurnya keberangkatan jemaah haji. Jemaah haji dari Embarkasi Danohudan (Solo) harus menambah kesabarannya karena pesawat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin, sehingga mengakibatkan keterlambatan penerbangan. Keberangkatan jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 41 dan Kloter SOC 43 ini pun tertunda hingga memunculkan efek domino.
Shodiq Hamzah, Pembimbing Haji KBHU As Shodiqiyah Semarang, mengaku saat drama delay terjadi, sempat ada pertemuan dengan pihak Garuda dan juga dari Kemenag. Beberapa jemaah sempat protes. Namun akhirnya bisa memahami dan menerima permintaan maaf Garuda. “Mereka minta maaf, ya saya maafkan. Haji itu harus ikhlas, alhamdulillah enggak ada masalah, enggak ada grundel,” ucapnya.
Meski demikian, ia berharap pihak Garuda memperbaiki pelayanannya agar keterlambatan penerbangan jemaah tidak terjadi lagi. Pihak Garuda Indonesia kata dia, akan memberikan kompensasi akibat keterlambatan penerbangan tersebut. “Saya dengar direktur Garuda bilang akan ada kompensasi saat di Jeddah. Tapi saya belum tahu bentuknya apa dan sampai sekarang belum ada kompensasi,” ujarnya.
Namun dia belum mengetahui bentuk kompensasi yang dijanjikan maskapai pelat merah tersebut. Tentang bentuk kompensasi Garuda karena delay ini, Kadaker Makkah Khalilurrahman mengaku akan memantau dan menagih jajji kompensasi yang dijanjikan Garuda pada jemaah. “Nanti kita akan tagih pada Garuda Indonesia,” ujarnya. Khalil berharap keterlambatan penerbangan jemaah haji tidak terjadi lagi di masa mendatang.
“Ini mohon jadi pelajaran agar tidak terjadi lagi keterlambatan di kloter kloter berikutnya dan tahun mendatang. Ini demi nama baik Garuda,” ujarnya. Kementerian Agama telah melayangkan dua kali teguran keras kepada manajemen Garuda Indonesia. Pertama soal terbakarnya mesin yang berada di sayap pesawat saat mengudara, hingga akhirnya diputuskan kembali ke bandara asal.
Saat mengetahui kondisi tersebut, Kemenag pun saat itu langsung menggelar rapat koordinasi untuk memberikan respons atas masalah penerbangan di Makassar dan dampak yang ditimbulkan. Hadir, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, para Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, serta Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Ahmad Fauzin. Ikut secara daring, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, para pejabat Eselon II dan III Ditjen PHU, Vice Presiden Garuda Indonesia Iqbal Ishandi, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. “Kita telah memberikan teguran keras kepada Garuda Indonesia,” tutur Anna.
Kemudian, Kemenag kembali menegur manajemen Garuda karena terjadi keterlambatan penerbangan atau delay hingga berjam jam akibat adanya kerusakan mesin pesawat. Ditehaui, Keberangkataan jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 41 Embarkasi Donohudan (SOC 41) tertunda karena kerusakan mesin pesawat Garuda Indonesia. SOC 41 seharusnya berangkat jam 07.40 WIB. Saat itu, posisi jemaah sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo. Karena pesawat mengalami kerusakan mesin, dan diperkirakan perbaikannya lama, maka jemaah dikembalikan ke asrama haji.
“Kita tegur keras ke Garuda. Saya mendapat laporan bahwa jemaah haji SOC 41 marah besar dan kecewa dengan layanan Garuda Indonesia. Delay sampai empat jam,” terang Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani di Jakarta, Kamis (23/5/2024). Setelah tertunda, jemaah SOC 41 akhirnya diberangkatkan dengan pesawat yang seharusnya dipakai oleh SOC 42, pukul 12.17 WIB. Menurut Sekjen, ini solusi instan yang diberikan Garuda akan tetapi meninggalkan masalah baru terkait dengan keberangkatan jemaah SOC 42.
“Delay ini memunculkan efek domino. Karena, SOC 41 terbang dengan pesawat yang seharus memberangkatkan SOC 42, maka keberangkatan SOC 42 juga tertunda, bahkan hingga sampai tujuh jam,” jelas Kang Dhani, panggilan akrabnya. “Seharusnya SOC 42 berangkat pukul 17.30 sore ini (Kamis, 23/5/2024, red) juga tertunda hingga tujuh jam kemudian baru terbang,” sambungnya. “Belum lagi keberangkatan SOC 43 yang saat ini sudah ada di Asrama Haji Donohudan, mereka juga menunggu kepastian berangkat dari jadwal semula jam 24.00 malam ini (Kamis, 23/5/2024, red). Saya mendapat laporan keterlambatan keberangkatan SOC 43 sampai 17 jam,” katanya lagi.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan pihaknya akan melayangkan Surat Pernyataan Kecewa dan Protes Keras kepada Garuda. Kemenag meminta Garuda Indonesia memberikan akomodasi karena masa tinggal jemaah SOC 43 di asrama haji sudah habis. Jemaah kloter berikutnya juga akan masuk asrama haji. "Apabila tidak dipindahkan, maka kami meminta kompensasi biaya akomodasi per jemaah sebagai akibat tidak diberikan oleh Garuda Indonesia," tegas Hilman.
Lebih dari itu, lanjut Hilman, Kemenag juga minta Garuda Indonesia untuk segera bertindak profesional melakukan perbaikan kinerja agar masalah penerbangan jemaah haji Indonesia tidak terus berulang. “Penerbangan menjadi satu kesatuan dari proses penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jemaah haji Indonesia. Saya minta Garuda Indonesia profesional, bekerja sesuai kontrak dan komitmen yang telah ditandatangani,” tandasnya. Tidak hanya Kemendag, Kementerian Perhubungan pun kecewa hingga melayangkan teguran kepada manajemen Garuda Indonesia.
Surat teguran tersebut dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara dengan Nomor surat AU.402/2/21/DJPU.DKPPU 2024. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, surat tersebut berisi teguran atas Angkutan Penerbangan Haji Tanggal 17 Mei 2024 dan tidak dapat beroperasinya beberapa pesawat terbang Angkutan Haji Tahun 2024, dikarenakan permasalahan teknis sehingga mengakibatkan terganggunya jadwal keberangkatan jamaah haji pada beberapa Embarkasi. "Kami mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat maupun pemangku kepentingan lain terhadap penerbangan maskapai Garuda. Untuk itu, kami telah menindaklanjuti hal tersebut dengan memberikan teguran dan menindak tegas agar sejumlah perbaikan segera dilakukan," ujar Budi Karya.
Selain teguran, Menhub Budi juga meminta Garuda untuk melakukan sejumlah perbaikan. Hal ini untuk memastikan fase keberangkatan Jamah Haji Tahun 2024 dapat berjalan sesuai jadwal dan untuk memenuhi batas waktu tanggal 10 Juni 2024. "Pertama, kami meminta agar PT. Garuda Indonesia memberikan prioritas utama dalam program nasional pelaksanan Angkutan Haji Tahun 2024. Kedua, agar Garuda segera menyusun rencana mitigasi dan langsung melaporkan langkah percepatan atas recovery keterlambatan penerbangan angkutan haji Indonesia tahun 2024 ke Dirjen Perhubungan Udara," tutur Menhub Budi. Surat teguran juga diberikan terkait kejadian Return To Base (RTB) pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 1105 tipe Boeing 747 400 registrasi ER BOS, untuk Pemberangkatan Jemaah Haji Embarkasi Makassar kloter 5 di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar (UPG), menuju Madinah (MED) pada Selasa, 15 Mei 2024.
Selain kedua poin tersebut, Kemenhub juga meminta agar Garuda Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap kondisi pesawat yang digunakan selama penerbangan angkutan Haji Tahun 2024. Hal ini ditegaskan agar kejadian serupa tidak terulang kembali pada keberangkatan berikutnya. "Kami juga meminta Garuda Indonesia untuk memastikan kesiapan pesawat baik operasional maupun perawatannya selama pelaksanaan penerbangan Angkutan Haji Tahun 2024. Selain itu, perlu ditingkatkan kordinasi yang baik antara PT. Garuda Indonesia dengan pemilik pesawat yang disewa," jelas Menhub Budi. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan permohonan maaf, atas keterlambatan jadwal keberangkatan beberapa penerbangan haji tahun 2024.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan para calon jemaah haji di beberapa kloter keberangkatan yang mengalami keterlambatan penerbangan, serta kepada otoritas penerbangan haji yang terus bekerja dengan optimal dalam memastikan kelancaran layanan haji bagi masyarakat Indonesia," kata Irfan dalam keterangannya, Senin (27/5/2024). Irfan juga tak memungkiri bahwa ada beberapa catatan krusial soal keterlambatan penerbangan pada keberangkatan sejumlah kloter dari beberapa embarkasi. Menurutnya, hal itu dikarenakan adanya sejumlah penyesuaian jadwal penerbangan pada kloter keberangkatan dari embarkasi Makassar beberapa waktu lalu. "Kami pastikan manajemen beserta seluruh tim yang bertugas terus bekerja keras mengerahkan segala upaya untuk memperbaiki hal tersebut, termasuk dengan turut mengoptimalkan kesiapan armada penerbangan haji melalui penggunaan pesawat yang saat ini dioperasikan untuk penerbangan reguler," ungkap Irfan.
Irfan mengatakan, Garuda Indonesia menghargai adanya teguran yang dilayangkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyoal layanan penerbangan haji itu. Dia bilang, manajemen tengah berusaha untuk fokus pada percepatan melalui tindakan yang korektif. "Kami sangat menghargai adanya teguran, peringatan serta masukan yang telah disampaikan berbagai stakeholders pelayanan penerbangan haji, baik itu dari Kementerian Agama RI, Kementerian Perhubungan RI, hingga Pemerintah Daerah," ujar dia. "Kami memohon maaf karena tidak memberikan jawaban dan tanggapan mengenai berita yang muncul di publik, karena kami berupaya untuk meminimalisir polemik berkepanjangan tersebut. Oleh karenanya, saat ini kami lebih memfokuskan diri dalam memastikan proses percepatan corective actions berjalan dengan lancar," sambungnya.